Minggu, Maret 01, 2015

Astaghfirullah hal 'adzim al ladzi laa ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih

Astaghfirullah hal 'adzim al ladzi laa ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim).

Demikianlah keadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya, baik yang lalu maupun yang akan datang. Tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba yang pandai bersyukur, pendidik yang bijaksana, pengasih dan penyayang. Semoga shalawat dan salam yang sempurna dilimpahkan kepada beliau.
Abu Musa radhiallahu’anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari agar bertaubat orang yang berbuat jahat di siang hari dan Dia membentangkan tangan-Nya pada siang hari agar bertaubat orang yang berbuat jahat di malam hari, sehingga matahari terbit dari barat (Kiamat).” (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

(( مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ)) رواه مسلم.

“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat niscaya Allah menerima taubatnya.” (HR. Muslim).

Sebab jika matahari telah terbit dari barat maka pintu taubat serta merta ditutup.

Demikian pula tidak ada gunanya taubat seseorang ketika hendak meninggal dunia. Allah berfirman:

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “sesungguhnya aku bertaubat sekarang.” (An-Nisaa’: 18).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

(( إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ العَبْدِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ )) رواه الترمذي.

“Sesungguhnya Allah menerima taubat seseorang hamba, selama nyawanya belum sampai di kerongkongan.” (HR. At-Tirmidzi, dan ia menghasankannya).

Karena itu setiap muslim wajib bertaubat kepada Allah dari segala dosa dan maksiat di setiap waktu dan kesempatan sebelum ajal mendadak menjemputnya sehingga ia tak lagi memiliki kesempatan, lalu baru menyesal, meratapi atas kelengahannya. Jika dia orang baik, maka dia menyesal mengapa dia tidak memperbanyak kebaikannya, dan jika dia orang jahat maka ia menyesal mengapa ia tidak bertaubat, memohon ampun dan kembali kepada Allah.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

(( مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ )) رواه أبو داود.

“Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Daud)([1]).

Imam Al-Auza’i ditanya: “bagaimana cara beristighfar?” beliau menjawab: “Hendaknya mengatakan: “Astaghfirullah, astaghfirullah.” Artinya, aku memohon ampunan kepada Allah.

Anas radhiallahu’anhu meriwayatkan, aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah berfirman:

قَالَ الله تَعَالَى: ] يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكْ بِيْ شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً [ )) رواه الترمذي.

“Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau memohon dan mengharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosa-dosamu yang lalu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu sampai ke awan langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa-dosa sepenuh bumi dan kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, niscaya Aku datangkan utukmu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata: hadits ini hasan).
Allah berjanji akan mengampuni kesalahan-kealahan hambanya selama ia melakukan istighfar dengan sungguh-sungguh. “Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar).” (QS. Al-Anfal : 33). Rasulullah saw. besabda, “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sekiranya kalian belum pernah berbuat dosa, maka niscaya Allah akan membinasakankamu kemudian menggantikan kamu dengan kaum yang lain, yang mereka itu berbuat dosa lantas mereka memohon ampun kepada-Nya dan Allah mengampuni mereka.” (HR. Muslim)

"Barang siapa mengucapkan astaghfirullah hal 'adzim al ladzi laa ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih, akan diampuni dosa-dosanya, walaupun dia pernah lari dari medan peperangan". (HR Al Hakim)

"Barang siapa yang mengucapkan pada waktu dia hendak tidur : astaghfirullah hal 'adzim al ladzi laa ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih, maka di ampun dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan, walaupun sebanyak bilangan daun di pokok, walaupun sebanyak pasir di pantai dan walau sebanyak mana bilangan hari di dunia." (HR at-Tirmizi, Hasan Gharib, al-Jami', no. 3397)




Minggu, Oktober 05, 2014

Manunggaling Kawula Gusti

MANUNGGALING KAWULA GUSTI: 140 AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEIKH SITI JENAR


Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang) adalah seorang tokoh yang dianggap sebagai sufi dan salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa.Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Di masyarakat, terdapat banyak variasi cerita mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar. Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti. Akan tetapi, sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah seorang intelektual yang telah memperoleh esensi Islam itu sendiri. Ajaran-ajarannya tertuang dalam karya sastra buatannya yang disebut pupuh. Ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti. Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktik sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo.



Syekh Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu, mirip dengan konsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam, kira-kira pada abad ke-9 Masehi) tentang hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat Tuhan dan manusia. Dimana seharusnya pemahaman ketauhidan melewati empat tahap, yaitu:

  • Syariat, dengan menjalankan hukum-hukum agama seperti salat, zakat, dan lain-lain,
  • Tarekat, dengan melakukan amalan-amalan seperti wirid, zikir dalam waktu dan hitungan tertentu,
  • Hakekat, di mana hakikat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan, dan
  • Makrifat, kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya.

Syekh Siti Jenar juga mengajarkan agar seseorang dapat lebih mengutamakan prinsip ikhlas dalam menjalankan ibadah. Orang yang beribadah dengan mengharapkan surga atau pahala berarti belum bisa disebut ikhlas.


Manunggaling Kawula Gusti
Dalam ajarannya ini, pendukungnya berpendapat bahwa Syekh Siti Jenar tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Arti dari Manunggaling Kawula Gusti dianggap bukan bercampurnya Tuhan dengan makhluk-Nya, melainkan bahwa Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk dan dengan kembali kepada Tuhannya, manusia telah bersatu dengan Tuhannya. Dalam ajarannya pula, Manunggaling Kawula Gusti bermakna bahwa di dalam diri manusia terdapat roh yang berasal dari roh Tuhan sesuai dengan ayat Al-Quran yang menerangkan tentang penciptaan manusia:

Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." Q.S. Shaad: 71-72

Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi. Perbedaan penafsiran ayat Al-Qur’an dari para murid Syekh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, yaitu polemik paham Manunggaling Kawula Gusti.



 140 AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEIKH SITI JENAR

001. …. tidak usah kebanyakan teori semua, karena sesungguhnya ingsun (saya) inilah Allah. Nyata ingsun yang sejati, bergelar Prabu Satmata, yang tidak ada lain kesejatiannya yang disebut sebangsa Allah.

002. Jika ada seseorang manusia yang percaya kepada kesatuan lain selain Allah SWT, maka ia akan kecewa karena ia tidak akan memperoleh apa yang ia inginkan.

003. Allah itu adalah keadaanku, lalu mengapa kawan-kawanku sama memakai penghalang? Dan sesungguhnya aku ini adalah haq Allah pun tiada wujud dua; saya sekarang adalah Allah, nanti Allah, dzahir bathin tetap Allah, kenapa kawan-kawan masih memakai pelindung?.

004. Sebenarnya keberadaan dzat yang nyata itu hanya berada pada mantapnya tekad kita, tandanya tidak ada apa-apa, tetapi harus menjadi segala niat kita yang sungguh-sungguh.

005. Tidak usah banyak bertingkah, saya ini adalah Tuhan. Ya, betul betul saya ini adalah Tuhan yang sebenarnya, bergelar Prabu Satmata, ketahuilah bahwa tidak ada tuhan yang lain selain saya.

006. Saya ini mengajarkan ilmu untuk betul-betul dapat merasakan adanya kemanunggalan. Sedangkan bangkai itu selamanya tidak ada. Adapun yang dibicarakan sekarang adalah ilmu yang sejati yang dapat membuka tabir kehidupan. Dan lagi semuanya sama. Tidak ada tanda secara samar-samar, bahwa benar-benar tidak ada perbedaan yang bagaimanapun, saya akan tetap mempertahankan tegaknya ilmu tersebut.

007. Bahwa sesungguhnya, lafadz Allah yaitu kesaksian akan Allah, yang tanpa rupa dan tiada tampak akan membingungkan orang, karena diragukan kebenarannya. Dia tidak mengetahui akan diri pribadinya yang sejati, sehingga ia menjadi bingung. Sesungguhnya nama Allah itu untuk menyebut wakil-Nya, diucapkan untuk menyatakan yang dipuja dan menyatakan suatu janji. Nama itu ditumbuhkan menjadi kalimat yang diucapkan Muhammad Rasulullah.

008. ….. padahal sifat kafir berwatak jisim, yang akan membusuk, hancur lebur bercampur tanah. Lain jika kita sejiwa dengan Dzat Yang Maha Luhur. Ia gagah berani, Maha Sakti dalam syarak, menjelajahi alam semesta. Dia itu pangeran saya, yang menguasai dan memerintah saya, yang bersifat wahdahniyah, artinya menyatukan diri dengan ciptaan-Nya. Ia dapat abadi mengembara melebihi peluru atau anak sumpit, bukan budi bukan nyawa, bukan hidup tanpa asal dari manapun, bukan pula kehendak tanpa tujuan. Dia itu yang bersatu padu dengan wujud saya. Tiada susah payah, kudrat dan kehendak-Nya, tiada kenal rintangan, sehingga pikiran keras dari keinginan luluh tiada berdaya. Maka timbullah dari jiwa raga saya kearif-bijaksanaan saya menjumpai ia sudah ada di sana.

009. Syeikh Lemah Bang namaku, Rasulullah ya aku sendiri, Muhammad ya aku sendiri,Asma Allah itu sesungguhya diri ku, ya akulah yang menjadi Allah ta’ala.

010. Jika Anda menanyakan di mana rumah Tuhan, maka jawabnya tidaklah sukar. Allah berada pada Dzat yang tempatnya tidak jauh, yaitu berada dalam tubuh manusia. Tapi hanya orang yang terpilih saja yang bisa melihatnya, yaitu orang-orang suni.

011. Rahasia kesadaran kesejatian kehidupan, ya ingsun ini kesejahteraan kehidupan, engkau sejatinya Allah, ya ingsun sejatinya Allah; yakni wujud yang berbentuk itu sejati itu sejatinya Allah, sirr (rahasia) itu Rasulullah, lisan (pengucap) itu Allah, jasad Allah badan putih tanpa darah, sirr Allah, rasa Allah, rahasia rasa kesejatian Allah, ya ingsun (aku) ini sejatinya Allah.

012. Adanya kehidupan itu karena pribadi, demikian pula keinginan hidup itupun ditetapkan oleh diri sendiri, tidak mengenal roh, yang melestarikan kehidupan, tiada turut merasakan sakit ataupun lelah. Suka dukapun musnah karena tidak diinginkan oleh hidup. Dengan demikian hidupnya kehidupan itu berdiri sendiri.

013. Dzat wajibul maulana adalah yang menjadi pemimpin budi yang menuju ke semua kebaikan. Citra manusia hanya ada dalam keinginan yang tunggal. Satu keinginan saja belum tentu dapat dilaksanankan dengan tepat, apalagi dua. Nah cobalah untuk memisahkan Dzat wajibul maulana dengan budi, agar supaya manusia dapat menerima keinginan yang lain.

014. Hyang Widi, kalau dikatakan dalam bahasa di dunia ini adalah baka bersifat abadi, tanpa antara tiada erat dengan sakit apapun rasa tidak enak, ia berada baik disana, maupun di sini, bukan ini bukan itu. Oleh tingkah yang banyak dilakukan dan yang tidak wajar, menuruti raga, adalah sesuatu yang baru.

015. Gagasan adanya badan halus itu mematikan kehendak manusia. Di manakah adanya Hyang Sukma, kecuali hanya diri pribadi. Kelilingilah cakrawala dunia, membubunglah ke langit yang tinggi, selamilah dalam bumi sampai lapisan ke tujuh, tiada ditemukan wujud yang mulia.

016. Kemana saja sunyi senyap adanya; ke Utara, Selatan, Barat, Timur dan Tengah, yang ada di sana hanya adanya di sini. Yang ada di sini bukan wujud saya. Yang ada dalam diriku adalah hampa dan sunyi. Isi dalam daging tubuh adalah isi perut yang kotor. Maka bukan jantung bukan otak yang pisah dari tubuh, laju peasat bagaikan anak panah lepas dari busur, menjelajah Mekkah dan Madinah.

017. Saya ini bukan budi, bukan angan-angan hati, bukan pikiran yang sadar, bukan niat, bukan udara, bukan angin, bukan panas, dan bukan kekosongan atau kealpaan. Wujud saya ini jasad, yang akhirnya menjadi jenazah, busuk bercampur tanah dan debu. Napas saya mengelilingi dunia, tanah, api, air, dan udara kembali ke tempat asalnya, sebab semuanya barang baru bukan asli.

018. Maka saya ini Dzat sejiwa yang menyatu, menyukma dalam Hyang Widi. Pangeran saya bersifat Jalal dan Jamal, artinya Maha Mulia dan Maha Indah. Ia tidak mau sholat atas kehendak sendiri, tidak pula mau memerintah untuk shalat kepada siapapun. Adapun shalat itu budi yang menyuruh, budi yang laknat dan mencelakakan, tidak dapat dipercaya dan dituruti, karena perintahnya berubah-ubah. Perkataannya tidak dapat dipegang, tidak jujur, jika dituruti tidak jadi dan selalu mengajak mencuri.

019. Syukur kalau saya sampai tiba di dalam kehidupan yang sejati. Dalam alam kematian ini saya kaya akan dosa. Siang malam saya berdekatan dengan api neraka. Sakit dan sehat saya temukan di dunia ini. Lain halnya apabila saya sudah lepas dari alam kematian. Saya akan hidup sempurna, langgeng tiada ini dan itu.

020. Menduakan kerja bukan watak saya. Siapa yang mau mati dalam alam kematian orang kaya akan dosa. Balik jika saya hidup yang tak kekak ajal, akan langeng hidup saya, tidak perlu ini dan itu. Akan tetapi saya disuruh untuk memilih hidup atau mati saya tidak sudi. Sekalipun saya hidup, biar saya sendiri yang menentukan.

021. …….Betapa banyak nikmat hidup manfaatnya mati. Kenikmatan ini dijumpai dalam mati, mati yang sempurna teramat indah, manusia sejati adalah yang sudah meraih ilmu. Tiada dia mati, hidup selamanya, menyebutnya mati berarti syirik, lantaran tak tersentuh lahat, hanya beralih tempatlah dia memboyong kratonnya.

022. Aku angkat saksi dihadapan Dzat-KU sendiri, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku. Dan Aku angkat saksi sesungguhnya Muhammad itu utusan-KU, sesungguhnya yang disebut Allah adalah ingsun (aku) diri sendiri. Rasul itu rasul-KU, Muhammad itu cahaya-KU, aku Dzat yang hidup yang tak kena mati, Akulah Dzat yang kekal yang tidak pernah berubah dalam segala keadaan. Akulah Dzat yang bijaksana tidak ada yang samar sesuatupun, Akulah Dzat Yang Maha Menguasai, Yang Kuasa dan Yang Bijaksana, tidak kekurangan dalam pengertian, sempurna terang benderang, tidak terasa apa-apa, tidak kelihatan apa-apa, hanyalah aku yang meliputi sekalian alam dengan kudrat-KU.

023. Janganlah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah keberadaan Allah. Disebut Imannya Iman.

024. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah tempat manunggalnya Allah. Disebut Imannya Tauhid.

025. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah sifatnya Allah. Disebut Imannya Syahadat.

026. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kewaspadaan Allah. Disebut Imannya Ma’rifat.

027. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah menghadap Allah. Disebut Imannya Shalat.

028. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kehidupannya Allah. Disebut Imannya Kehidupan.

029. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kepunyaan dan keagungan Allah. Disebut Imannya Takbir.

030. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau adalah pertemuan Allah. Disebut Imannya Saderah.

031. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kesucian Allah. Disebut Imannya Kematian.

032. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau adalah wadahnya Allah. Disebut Imannya Junud.

033. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah bertambahnya nikmat dan anugrah Allah. Disebut Imannya Jinabat.

034. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah asma Nama Allah. Disebut Imannya Wudlu.

035. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah ucapan Allah. Disebut Imannya Kalam.036. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah juru bicara Allah. Disebut Imannya Akal.

037. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah wujud Allah, yaitu tempat berkumpulnya seluruh jagad alam mayapada, dunia akhirat, surga neraka,arsy kursi, loh kalam, bumi langit, manusia, jin, iblis laknat, malaikat, nabi, wali, orang mukmin, nyawa semua, itu berkumpul di pucuknya jantung, yang disebut alam khayal (ala al-khayal). Disebut Imannya Nur Cahaya.

038. Yang disebut kodrat itu yang berkuasa, tiada yang mirip atau yang menyamai. Kekuasannya tanpa piranti, keadaan wujudnya tidak ada baik luar maupun dalam merupakan kesatuan, yang beraneka ragam.

039. Iradat artinya kehendak yang tiada membicarakan, ilmu untuk mengetahui keadaan, yang lepas jauh dari panca indra bagaikan anak gumpitan lepas tertiup.

040. Inilah maksudnya syahadat: Asyhadu berarti jatuhnya rasa, Ilaha berarti kesetian rasa, Ilallah berarti bertemunya rasa, Muhammad berartihasil karya yang maujud dan Pangeran berarti kesejatian hidup.

041. Mengertilah bahwa sesungguhnya ini syahadat sakarat, jika tidak tahu maka sakaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya hanya seperti hewan.

042. Syahadat allah, allah badan lebur menjadi nyawa, nyawa lebur menjadi cahaya, cahaya lebur menjadi roh, roh lebur menjadi rasa, rasa lebur sirna kembali kepada yang sejati, tinggalah hanya Allah semata yang abadi dan terkematian. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).

043. Syahadat Ananing Ingsun, Asyhadu keberadaan-KU, La Ilaha bentuk wajahku, Ilallah Tuhanku, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku, yaitu badan dan nyawa seluruhnya. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).

044. Syahadat Panetep Panatagana yaitu, yang menjadi bertempatnya Allah, menghadap kepada Allah, bayanganku adalah roh Muhammad, yaitu sejatinya manusia, yaitu wujudnya yang sempurna. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).

045. Kenikmatan mati tak dapat dihitung ….tersasar, tersesat, lagi terjerumus, menjadikan kecemasan, menyusahkan dalam patihnya, justru bagi ilmu orang remeh…..

046. Segala sesuatu yang wujud, yang tersebar di dunia ini, bertentangan dengan sifat seluruh yang diciptakan, sebab isi bumi itu angkasa yang hampa.

047. Shalat lima kali sehari adalah pujian dan dzikir yang merupakan kebijaksanaan dalam hati menurut kehendak pribadi. Benar atau salah pribadi sendiri yang akan menerima, dengan segala keberanian yang dimiliki.

048. Pada permulaan saya shalat, budi saya mencuri, pada waktu saya dzikir, budi saya melepaskan hati, menaruh hati kepada seseorang, kadang-kadang menginginkan keduniaan yang banyak, lain dengan Dzat Maha yang bersama diriku, Nah, saya inilah Yang Maha Suci, Dzat Maulana yang nyata, yang tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibayangkan.

049. Syahadat, shalat, dan puasa itu adalah amalan yang tidak diinginkan, oleh karena itu tidak perlu dilakukan. Adapun zakat dan naik haji ke Makkah, keduanya adalah omong kosong. Itu semua adalah palsu dan penipuan terhadap sesama manusia. Menurut para auliya’ bila manusia melakukannya maka dia akan dapat pahala itu adalah omong kosong, dan keduanya adalah orang yang tidak tahu.

050. Tiada pernah saya menuruti perintah budi, bersujud-sujud di masjid mengenakan jubah, pahalanya besok saja, bila dahi sudah menjadi tebal, kepala, berbelang. Sesungguhnya hal itu tidak masuk akal. Di dunia ini semua manusia adalah sama. Mereka semua mengalami suka duka, menderita sakit dan duka nestapa, tiada bedanya satu dengan yang lain. Oleh karena itu saya, Siti Jenar, hanya setia pada satu hal, saja, yaitu Gusti Dzat Maulana.

051. ….Gusti Dzat Maulana. Dialah yang luhur dan sangat sakti, yang berkuasa Maha Besar, lagi pula memiliki dua puluh sifat, kuasa atas segala kehendak-Nya. Dialah Maha Kuasa pangkal mula segala ilmu, Maha Mulia, Maha Indah, Maha Sempurna, Maha Kuasa, Rupa warna-nya tanpa cacat, seperti hamba-Nya. Di dalam raga manusia ia tiada tanpak. Ia sangat sakti menguasai segala yang terjadi, dan menjelajahi seluruh alam semesta, Ngindraloka.

052. Hyang Widi, wujud yang tak tampak oleh mata, mirip dengan ia sendiri, sifat-sifatnya mempunyai wujud, sperti penampakan raga yang tiada tanpak. Warnanya melambangkan keselamatan, tetapi tanpa cahaya atau teja, halus, lurus terus menerus, menggambarkan kenyataan tiada dusta, ibaratnya kekal tiada bermula, sifat dahulu yang meniadakan permulaan, karena asal diri pribadi.

053. Mergertilah bahwa sesungguhnya ini syahadat sakarat, jika tidak tahu maka sekaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya hanya seperti hewan.

054. Syekh Siti Jenar mengetahui benar di mana kemusnahan anta ya mulya, yaitu Dzat yang melanggengkan budi, berdasarkan dalil ramaitu, ialah dalil yang dapat memusnahkan beraneka ragam selubung, yaitu dapat lepas bagaikan anak panah, tiada dapat diketahui di mana busurnya. Syari’at, tarekat, hakekat, dan ma’rifat musnah tiada terpikirkan. Maka sampailah Syekh Siti Jenar di istana sifat yang sejati.

055. Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian adalah hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup langgeng selamanya, dalam hidup ini adalah ada surga dan neraka yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk surga berarti ia senang, bila manusia bingung, kalut, risih, muak, dan menderita berarti ia masuk neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung.

056. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat najis. Oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup. Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pegangan hidup. Akal dapat menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagiaan orang lain. Dengki juga akan menimbulkan kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah sampai sedemikian parahnya manusia biasanya baru menyesali perbuatannya.

057. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, tulang, dan sumsum busa rusak dan bagaimana cara Anda memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali setiap barinya akhirnya mati juga. Meskipun badan Anda, Anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.

058. Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah perbuatan Allah. Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga. Jadi sangat salah besar bila ada yang menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk adalah dari selain Allah. Oleh karena itu Af’al allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri manusia. Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, di situlah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati yang dipancarkan oleh Allah kepada makhluk-Nya, yaitu kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari tangan seseorang itu adalah berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang, ”maksudnya bukanlah engkau yang melempar, melainkan allah yang melempar ketika engkau melempar.

059. Di dunia ini kita merupakan mayat-mayat yang cepat juga akan menjadi rusak dan bercampur tanah. Ketahuilah juga bahwa apa yang dinamakan kawulo-gusti tidak berkaitan dengan seorang manusia biasa seperti yang lain-lain. Kawulo dan Gusti itu sudah ada dalam diriku, siang dan malam tidak dapat memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya untuk saat ini nama kawula-gusti itu belaku, yakni selama saya mati. Nanti kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan kawulo lenyap, yang tinggal hanya hidupku sendiri, ketentraman langgeng dalam Anda sendiri. Bial kamu belum menyadari kata-kataku, maka dengan tepat dapat dikatakan bahwa kamu masih terbenam dalam masa kematian. Di sini memang terdapat banyak hihuran macam warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak melihat, bahwa itu hanya akibat panca indera. Itu hanya impian yang sama sekali tidak mengandung kebenaran dan sebentar lagi akan cepat lenyap. Gilalah orng yang terikat padanya. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan kematian, satu-satunya yang ku usahakan ualah kembali kepada kehidupan

.060. Bukan kehendak, angan-angan, bukan ingatan, pikir atau niat, hawa nafsupun bukan, bukan juga kekosongan atau kehampaan, penampilanku bagai mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu, napsu terhembus ke segala penjuru dunia, tanah, api, air kembali sebagai asalnya, yaitu kembali menjadi baru.

061. Bumi, langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh manusia. Manusialah yang memberi nama. Buktinya sebelum saya lahir tidak ada.

062. Sesungguhnya pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara ajaran Islam dengan Syiwa Budha. Hanya nama, bahasa, serta tatanan yang berbeda. Misalnya dalam Syiwa Budha dikenal Yang Maha Baik dan Pangkal Keselamatan, sementara dalam Islam kita mengenal Allah al Jamal dan as Salam. Jika Syiwa dkenal sebagai pangkal penciptaan yang dikenal dengan Brahmana maka dalam Islam kita mengenal al Khaliq. Syiwa sebagai penguasa makhluk disebut Prajapati, maka dalam Islam kita mengenal al Maliku al Mulki. Jika Syiwa Maha Pemurah dan Pengasih disebut Sankara, maka dalam Islam kita mengena ar-Rahman dan ar-Rahim.

063. Kehilangan adalah kepedihan. Berbahagialah engkau, wahai musafir papa, yang tidak memiliki apa-apa maka tidak akan pernah kehilangan apa-apa.


064. Jika engkau kagum kepada seseorang yang engkau anggap Wali Allah, jangan engkau terpancang pada kekaguman akan sosok dan perilaku yang diperbuatnya. Sebab saat seseorang berada pada tahap kewalian, maka keberadaan dirinya sebagai manusia telah lenyap, tenggelam ke dalam al Waly.

065. Kewalian bersifat terus menerus, hanya saja saat tenggelam dalam al Waly. Berlangsungnya Cuma beberapa saat. Dan saat tenggelam ke dalam al Waly itulah sang wali benar-benar menjadi pengejawantahan al Waly. Lantaran itu sang wali memiliki kekeramatan yang tidak bisa diukur dengan akal pikiran manusia, dimana karamah itu sendiri pada hakekatnya pengejawantahan al Waly. Dan lantaran itu pila yang dinamakan karamah adalah sesuatu diluar kehendak sang wali pribadi. Semua itu semata-mata kehendak-Nya mutlak.

066. Kekasih Allah itu ibarat cahaya. Jika ia berada di kejahuan, kelihatan sekali terangnya. Namun jika cahaya itu didekatkan ke mata, mata kita akan silau dan tidak bisa melihatnya dengan jelas. Semakin dekat cahaya itu kemata maka kita akan semakin buta tidak bisa melihatnya.

067. Engkau bisa melihat cahaya kewalian pada diri seseorang yang jauh darimu. Namun engkau tidak bisa melihat cahaya kewalian yang memancar dari diri orang-orang yang terdekat denganmu.

068. Saya hanya akan memberi sebuah petunjuk yang bisa digunakan untuk meniti jembatam (shiratal mustaqim) ajaib ke arahnya. Saya katakan ajaib karena jembatan itu bisa menjauhkan sekaligus mendekatkan jarak mereka yang meniti dengan tujuan yang hendak dicapai.

069. Bagi kalangan awan, istighfar lazimnya dipahami sebagai upaya memohon ampun kepada Allah sehingga mereka memperoleh pengampunan. Tetapi bagi para salik, istighfar adalah upaya pembebasan dari belenggu kekakuan kepada Allah sehingga memperoleh ampun yang menyingkap tabir ghaib yang menyelubungi manusia. Sesungguhnya di dalam asma al Ghaffar terangkum makna Maha Pengampun dan juga Maha menutupi, Maha Menyembunyikan dan Maha Menyelubungi.

070. Semua itu terikat itu benar, hanya nama dan caranya saja yang berbeda. Justru ”cara” itu menjadi salah dan sesat ketika sang salik melihat menilai terlalu tinggi ”cara” yang diikutinya sehinga menafikan ”cara” yang lain.

071. Semua rintangan manusia itu berjumlah tujuh, karena kita adalah makhluk yang hidup di atas permukaan bumi. Allah membentangkan tujuh lapis langit yang kokoh di atas kita, sebagaimana bumipun berlapis tujuh, dan samuderapun berlapis tujuh. Bahkan neraka berlapis tujuh. Tidakkah anda ketahui bahwa suragapun berjumlah tujuh. Tidakkah Anda ketahui bahwa dalam beribadaaah kepada Allah manusia diberi piranti tujuh ayat yang diulang-ulang dari Al-Quran untuk menghubungkang dengan-Nya? Tidakkah Anda sadari bahwa saat Anda sujud anggota badan Anda yang menjadi tumpuan?

072. Di dunia manusia mati. Siang malam manusia berpikir dalam alam kematian, mengharap-harap akan permulaan hidupnya. Hal ini mengherankan sekali. Tetapi sesungguhnya manusia di dunia ini dalam alam kematian, sebab di dunia ini banyak neraka yang dialami. Kesengsaraan, panas, dingin, kebingungan, kekacauan, dan kehidupan manusia dalam alam yang nyata.

073. Dalam alam ini manusia hidup mulia, mandiri diri pribadi, tiada diperlukan lantaran ayah dan ibu. Ia berbuat menurut keinginan sendiri tiada berasal dari angin, air, tanah, api, dan semua yang serba jasad. Ia tidak menginginkan atau mengharap-harapkan kerusakan apapun. Maka apa yang disebut Allah ialah barang baru, direka-reka menurut pikiran dan perbuatan.

074. Orang-orang muda dan bodoh banyak yang diikat oleh budi, cipta iblis laknat, kafir, syetan, dan angan-angan yang muluk-muluk, yang menuntun mereka ke yang bukan-bukan. Orang jatuh ke dalam neraka dunia karena ditarik oleh panca indera, menuruti nafsu catur warna : hitam, merah, kuning, serta putih, dalam jumlah yang besar sekali, yang masuk ke dalam jiwa raganya.

075. Saya merindukan hidup saya dulu, tatkala saya masih suci tiada terbayangkan, tiada kenal arah, tiada kenal tempat, tiada tahu hitam, merah, putih, hijau, biru dan kuning. Kapankah saya kembali ke kehidupan saya yang dulu? Kelahiranku di dunia alam kematian itu demikian susah payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.

076. Kelahiranku di dunia kematian itu demikian susah payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.

077. Keinginan baru, kodrat, irodat, samak, basar dan ’aliman. Betul-betul terasa amat berat di alam kematian ini. Panca pranawa kudus, yaitu lima penerangan suci, semua sifat saya, baik yang dalam maupun yang luar, tidak ada yang saya semuanya iti berwujud najis, kotor dan akan menjadi racun. Beraneka ragam terdapat tersebut dalam alam kematian ini. Di dunia kematian, manusia terikat oleh panca indera, menggunakan keinginan hidup, yang dua puluh sifatnya, sehingga saya hampir tergila-gila dalam kematian ini.

078. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat najis, oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup. Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pandangan hidup. Akal dapat menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagian orang lain. Dengki juga akan menimbulkan kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah samapai sedemikian parahnya manuasia biasanya baru menyesali perbuatannya.

079. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, sungsum, bisa merusak dan bagaimana cara anda memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali tiap harinya akhirnya mati juga. Meskipun badan anda, anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.

080. Mayat-mayat berkeliaran kemana-mana, ke Utara dan ke Timur, mencari makan dan sandang yang bagus dan permata serta perhiasan yang berkilauan, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah mayat-mayat belaka. Yang naik kenderaan, dokar atau bendi itu juga mayat, meskipun seringkali ia berwatak keji terhadap sesamanya.

081. Orang yang dihadapi oleh hamba sahayanya, duduk di kursi, kaya raya, mempunyai tanah dan rumah yang mewah, mereka sangat senang dan bangga. Apakah ia tidak tahu, bahwa semua benda yang terdapat di dunia akan musnah menjadi tanah. Meskipun demikian ia bersifat sombong lagi congkak. Oh, berbelas kasihan saya kepadanya. Ia tidak tahu akan sifat-sifat dan citra dirinya sebagai mayat. Ia merasa dirinya yang paling cukup pandai.

082. Di alam kematian ada surga dan neraka, dijumpai untung serta sial. Keadaan di dunia seperti ini menurut Syekh Siti Jenar, sesuai dengan dalil Samarakandi ”al mayit pikruhi fayajitu kabilahu” artinya Sesungguhnya orang yang mati, menemukan jiwa raga dan memperoleh pahala surga serta neraka.

083. ”Keadaan itulah yang dialami manusia sekarang” demikian pendapat Syekh Siti Jenar, yang pada akhirnya Siti Jenar siang malam berusaha untuk mensucikan budi serta menguasai ilmu luhur dengan kemuliaan jiwa.

084. Di alam kematian terdapat surga dan neraka, yakni bertemu dengan kebahagian dan kecelakaan, dipenuhi oleh hamparan keduniawian. Ini cocok dengan dalil Samarakandi analmayit pikutri, wayajidu katibahu. Sesungguhnya orang mati itu akan mendapatkan raga bangkainya, terkena pahala surga serta neraka.

085. Surga neraka tidaklah kekal dan dapat lebur, ataupun letaknya hanya dalam rasa hati masing-masing pribadi, senang puas itulah surga, adapun neraka ialah jengkel, kecewa dalam hati. Bahwa surga neraka terdapat dia akhirat. Itulah hal yang semata khayal tidak termakan akal.

086. Sesungguhnya, menurut ajaran Islam pun, surga dan neraka itu tidak kekal. Yang menganggap kekal surga neraka itu adalah kalangan awam. Sesungguhnya mereka berdua wajib rusak dan binasa. Hanya Allah Dzat yang wajib abadi, kekal, langgeng, dan azali.

087. Sesungguhnya, tempat kebahagian dan kemulian yang disebut swarga oleh orang-orang Hindu-Budha, di dalam Islam disebut dengan nama Jannah (taman), yang bermakna tempat sangat menyenangkan yang di dalamnya hanya terdapat kebahagian dan kegembiraan. Hampir mirip dengan swarga yang dikenal di dalam Syiwa-Budha, di dalam Islam dikenal ada tujuh surga besar yang disebut ’alailliyyin,al-Firdaus, al-Adn, an-Na’im, al-Khuld, al-Mawa, dan Darussalam. Di surga-surga itulah amalan orang-orang yang baik ditempatkan sesuai amal ibadahnya selam hidup di dunia.

088. Sementara itu, tidak berbeda dengan ajaran Syiwa-Budha yang meyakini adanya Alam Bawah, yaitu neraka yang bertingkat-tingkat dan jumlahnya sebanyak jenis siksaan, Islam pun mengajarkan demikian. Jika dalam ajaran Syiwa-Budha dikenal ada tujuh neraka besar yaitu, Sutala, Wtala, Talata, Mahatala, Satala, Atala, dan Patala. Maka dalam Islam juga dikenal tingkatan neraka yaitu, Jahannam, Huthama, Hawiyah, Saqar, Jahim, dal Wail.

089. Sebetulnya yang disebut awal dan akhir itu berda dalam cipta kita pribadi, seumpama jasad di dalam kehidupan ini sebelum dilengkapi dengan perabot lengkap, seperti umur 60 tahun, disitu masih disebut sebagai awal, maka disebut masyriq (timur) yang maknanya mengangkat atau awal penetapan manusia, serta genapnya hidup.

090. Yang saya sebut Maghrib (Barat) itu penghabisan, maksudnya saat penghabisan mendekati akhir, maksudnya setelah melali segala hidup di dunia. Maka, sejatinya awal itu memulai, akhir mengakhiri. Jika memang bukan adanya zaman alam dunia atau zaman akhirat, itu semua masih dalam keadaan hidup semua.

091. Untuk keadaan kematian saya sebut akhirat, hanyalah bentuk dari bergantinya keadaan saja. Adapun sesungguhnya mati itu juga kiamat. Kiamat itu perkumpulan, mati itu roh, jadi semua roh itu kalau sudah menjadi satu hanya tinggal kesempurnaannya saja.

092. Moksanya roh saya sebut mati, karena dari roh itu terwujud keberadaan Dzat semua, letaknya kesempurnaan roh itu adalah musnahnya Dzat. Akan tetapi bagi penerapan ma’rifat hanya yang waspada dan tepat yang bisa menerapkan aturannya. Disamping semua itu, sesungguhnya semuanya juga hanya akan kembali kepada asalnya masing-masing.

093. Ketahuilah, bahwa surga dan neraka itu dua wujud, terjadinya dari keadaan, wujud makhluk itu dari kejadian. Surga dan neraka sekarang sudah tampak, terbentuk oleh kejadian yang nyata.

094. Saya berikan kiasan sebagai tanda bukti adanya surga, sekarang ini sama sekali berdasarkan wujud dan kejadian di dunia. Surga yang luhur itu terletak dalam perasaan hati yang senang. Tidak kurang orang duduk dalam kenderaan yang bagus merasa sedih bahkan menangis tersedu-sedu, sedang seorang pedagang keliling berjalan kaki sambil memikul barang dagangannya menyanyi sepanjang jalan. Ia menyanyikan berbagai macam lagu dengan suara yang terdengar mengalun merdu, sekalipun ia memikul, menggendong, menjinjing atau menyunggi barang dagangannya pergi ke Semarang. Ia itu menemukan surganya, karena merasa senang dan bahagia. Ia tidur di rumah penginapan umum, berbantal kayu sebagai kalang kepala, dikerumuni serangga penghisap darah, tetapi ia dapat tidur nyenyak.

095. Orang di surga segala macam barang serba ada, kalau ingin bepergian serba enak, karena kereta bendi tersedia untuk mondar-mandir kemana saja. Tetapi apabila nerakanya datang, menangislah ia bersama istri atau suaminya dan anak-anaknya.

096. Manusia yang sejati itu ialah yang mempunyai hak dan kekuasaan Tuhan yang Maha Kuasa, serta mandiri diri pribadi. Sebagai hamba ia menjadi sukma, sedang Hyang Sukma menjadi nyawa. Hilangnya nyawa bersatu padu dengan hampa dan kehampaan ini meliputi alam semesta.

097. Adanya Allah karena dzikir, sebab dengan berdzikir orang menjadi tidak tahu akan adanya Dzat dan sifat-sifatnya. Nama untuk menyebut Hyang Manon, yaitu Yang Maha Tahu, menyatukan diri hingga lenyap dan terasa dalam pribadi. Ya dia ya saya. Maka dalam hati timbul gagagasan, bahwa ia yang berdzikir menjadi Dzat yang mulia. Dalam alam kelanggengan yang masih di dunia ini, dimanapun sama saja, hanya manusia yang ada. Allah yang dirasakan adanya waktu orang berdzikir, tidak ada, jadi gagasan yang palsu, sebab pada hakikatnya adanya Allah yang demikian itu hanya karena nama saja.

098. Manusia yang melebihi sesamanya, memiliki dua puluh sifat, sehingga dalam hal ini antara agama Hindu-Budha Jawa dan Islam sudah campur. Di samping itu roh dan nama sudah bersatu. Jadi tiada kesukaran lagi mengerti akan hal ini dan semua sangat mudah dipahami.

099. Manusia hidup dalam alam dunia ini hanya menghadapi dua masalah yang saling berpasangan, yaitu baik buruk berpasangan dengan kamu, hidup berjodoh dengan mati, Tuhan berhadapan dengan hambanya.

100. Orang hidup tiada merasakan ajal, orang berbuat baik tiada merasakan berbuat buruk dan jiwa luhur tiada bertempat tinggal. Demikianlah pengetahuan yang bijaksana, yang meliputi cakrawala kehidupan, yang tiada berusaha mencari kemuliaan kematian, hidup terserah kehendak masing-masing.

101. Keadaan hidup itu berupa bumi, angkasa, samudra dan gunung seisinya, semua yang tumbuh di dunia, udara dan angin yang tersebar di mana-mana, matahari dan bulan menyusup di langit dan keberadaan manusia sebagai yang terutama.

102. Allah bukan jauhar manik, yaitu ratna mutu manikam, bukan jenazah dan rahasia yang ghaib....Syahadat itu kepalsuan.

103. akhirat di dunia ini tempatnya. Hidup dan matipun hanya didunia ini.

104. Bayi itu berasal dari desakan. Setelah menjadi tua menuruti kawan. Karena terbiasa waktu kanak-kanak berkumpul dengan anak, setelah tua berkumpul dengan orang tua. Berbincang-bincanglah mereka tentang nama sunyi hampa, saling bohong membohongi, meskipun sifat-sifat dan wujud mereka tidak diketahui.

105. Takdir itu tiada kenal mundur, sebab semuanya itu ada dalam kekuasaan Yang Murba Wasesa yang menguasai segala kejadian.

106. Orang mati tidak akan merasakan sakit, yang merasakan sakit itu hidup yang masih mandiri dalam raga. Apabila jiwa saya telah melakukan tugasnya, maka dia akan kembali ke alam aning anung, alam yang tentram bahagia, aman damai dan abadi. Oleh karena itu saya tidak takut akan bahaya apapun.

107. Menurut pendapat saya. Yang disebut ilmu itu ialah segala sesuatu yang tidak kelihatan oleh mata.

108. Mana ada Hyang Maha Suci? Baik di dunia maupun di akhirat sunyi. Yang ada saya pribadi. Sesungguhnya besok saya hidup seorang diri tanpa kawan yang menemani. Disitulah Dzatullah mesra bersatu menjadi saya.

109. Karena saya di dunia ini mati, luar dalam saya sekarang ini, yang di dalam hidupku besok, yang di luar kematianku sekarang.

110. Orang yang ingin pulang ke alam kehidupan tidak sukar, lebih-lebih bagi murid Siti Jenar, sebab ia sudah paham dengan menguasai sebelumnya. Di sini dia tahu rasanya di sana, di sana dia tahu rasanya di sini.

111. Tiada bimbang akan manunggalnya sukma, sukma dalam keheningan, tersimpan di hati sanubari, terbukalah tirai, tak lain antara sadar dan tidur, ibarat kaluar dari mimpi, menyusupi rasa jati.

112. Manusia tidak boleh memiliki daya atau keinginan yang buruk dan jelek.

113. Manusia tidak boleh berbohong.

114. Manusia tidak boleh mengeluarkan suara yang jorok, buruk, saru, tidak enak didengar, dan menyakiti orang lain.

115. Manusia tidak boleh memakan daging (hewan darat, udara ataupun air).

116. Manusia tidak boleh memakan nasi kecuali yang terbuat dari bahan jagung.

117. Manusia tidak boleh mengkhianati terhadap sesama manusia.

118. manusia tidak boleh meminum air yang tidak mengalir.

119. Manusia tidak boleh membuat dengki dan iri hari.

120. Manusia tidak boleh membuat fitnah.

121. Manusia tidak boleh membunuh seluruh isi jagad.

122. manusia tidak boleh memakan ikan atau daging dari hewan yang rusuh, tidak patut, tidak bersisik, atau tidak berbulu.

123. Bila jiwa badan lenyap, orang menemukan kehidupan dalam sukma yang sungguh nyata dan tanpa bandingan. Ia dapat diumpamakan dengan isinya buah kamumu. Pramana menampilkannya manunggal dengan asalnya dan dilahirkan olehnya.

124. tetapi yang kau lihat, yang nampaknya sebagai sebuah boneka penuh mutiara bercahaya indah, yang memancarkan sinar-sinar bernyala-nyala, itu dinamakan pramana. Pramana itu kehidupan badan. Ia manunggal dengan badan, tetapi tidak ambail bagian dalam suka dan dukanya. Ia berada di dalam badan.

125. Tanpa turut tidur dan makan tanpa menderita kesakitan atau kelaparan. Bila ia terpisah dari badan, maka badan ikut tertinggal tanpa daya, lemah. Pramana itulah yang mampu mengemban rasa, karena ia dihidupi oleh sukma. Kepadanya diberi anugrah mengemban kehidupan yang dipandang sebagai rahasia rasa nya Dzat.

126. Penggosokan terjadi karena digerakkan oleh angin. Dari kayu yang menjadi panas muncullah asap, kemudian api. Api maupun asap keluar dari kayu. Perhatikanlah saat permulaan segala sesuatu, segala yang dapat diraba dengan panca indera, keluar dari yang tidak kelihatan tersembunyi…..

127. Ada orang yang menyepi dipantai. Mereka melakukan konsentrasi di tepi laut. Buka dua hal yang mereka pikirkan. Hanya Pencipta semesta alam yang menjadai pusat perhatiannya. Karena kecewa belum dapat berjumpa dengan-Nya, maka mereka lupa makan dan tidur.

128. Badan jasmani disebut cermin lahir, karena merupakan cermin jauh dari apa yang dicari dalam mencerminkan wajah dia yang ber-paes. Cermin batin jauh lebih dekat.

129. Siang malam terus menerus mereka lakukan shalat. Dengan tiada hentinya terdengarlah pujian dan dzikir mereka. Dan kadang mereka mencari tempat lain dan melakukan konsentrasi di kesunyian hutan. Luar biasalah usaha mereka, hanya Penciptalah yang menjadi pusat pandangannya.

130. Badan cacat kita cela, keutamaan kerendahan hati kita puji, tetapi keadaan kita ialah digerakkan dan didorong olek sukma. Tetapi sukma tidak tampak, yang nampak hanya adan.

131. Cermin batin itu bukanlah cermin yang dipakai orang-orang biasa. Cermin ini sangat istemewa, karena mendekati kenyataan. Bila kau mengetahui badan yang sejati itulah yang dinamakan kematian terpilih.

132. Bila engkau melihat badanmu, Aku turut dilihat … Bila kau tidak memandang dirimu begitu, kau sungguh tersesat.

133. Sukma tidak jauh dari pribadi. Ia tinggal di tempat itu jua. Ia jauh kalau dipandang jauh, tetapi dekat kalau dianggap dekat. Ia tidak kelihatan, karena antara Dia dan manusia terdapat kekuadaan-Nya yang meresapi segala-galanya.

134. Hyang Sukma Purba menyembunyikan Diri terhadap peglihatan, sehingga ia lenyap sama sekali dan tak dapat dilihat. Kontemplasi terhadap Dia yang benar lenyap dan berhenti. Jalan untuk menemukan-Nya dilacak kembali dari puncak gunung.

135. Tetapi Hyang Sukma sendiri tidak dapat dilihat. Cepat orang turun dari gunung dan dengan seksama orang melihat ke kiri ke kanan. Namun Dia tidak ditemukan, hati orang itu berlalu penuh duka cita dan kerinduan.

136. Hendaklah waspada terhadap penghayatan roroning atunggil agar tiada ragu terhadap bersatunya sukma, penghayatan ini terbuka di dalam penyepian, tersimpan di dalam kalbu. Adapun proses terungkapnya tabir penutup alam gaib, laksana terlintasnya dlam kantuk bagi orang yang sedang mengantuk. Penghayatan gaib itu datang laksana lintasan mimpi. Sesungguhnya orang yang telah menghayati semacam itu berarti telah menerima anugrah Tuhan. Kembali ke alam sunyi. Tiada menghiraukan kesenangan duniawi. Yang Maha Kuasa telah mencakup pada dirinya. Dia telah kembali ke asal mulanya…..

137. Mati raga orang-orang ulama yang mengundurkan diri di dalam kesunyian hutan ialah hanya memperhatikan yang satu itu tanpa membiarkan pandangan mereka menyinpang. Mereka tidak menghiraukan kesukaran tempat tinggal mereka hanya Dialah yang melindungi badan hidup mereka yang diperlihatkan. Tak ada sesuatu yang lain yang mereka pandang, hanya Sang Penciptalah yang mereka perhatikan.

138. Yang menciptakan mengemudi dunia adalah tanpa rupa atau suara. Kalbu manusia yang dipandang sebagai wisma-Nya. Carilah Dia dengan sungguh-sungguh, jangan sampai pandanganmu terbelah menjadi dua. Peliharalah baik-baik iman kepercayaanmu dan tolaklah hawa nafsumu.

139. Bila kau masih menyembah dan memuji Tuhan dengan cara biasa, kau baru memiliki pengetahuan yang kurang sempurna. Jangan terseyum seolah-olah kau sudah mengerti, bila kau belum mengetahui ilmu sejati. Itu semua hanya berupa tutur kata. Adapun kebenaran sejati ialah meninggalkan sembah dan pujian yang diungkapkan dengan kata-kata.

140. Sembah dan puji sempurna ialah tidak memandang lagi adanya Tuhan, serta mengenai adanya sendiri tidak lagi dipandang. Papan tulis dan tulisan sudah lebur, kualitas tak ada lagi. Adamu tak dapat diubah. Lalu apa yang masih mau dipandang. Tidak ada lagi sesuatu. Maklumilah.

sumber - shahibul katib, wikepedia dan lain-lain

Awaluddin Ma'rifatullah


AWALUDDIN MAKRIFATULLAH
PERINTAH YANG TIDAK BOLEH DIABAIKAN
Perintah Menuntut Ilmu

Marilah kita mulakan perbicaraan kita ini dengan merujuk kepada beberapa Hadith, Hadith Qudsi dan Ayat Ayat Al Quran:-

AMALAN AWAL YANG MESTI DILAKUKAN
Awal Awal Agama Ialah MENGENAL ALLAH.

Marilah kita mulakan perbicaraan kita ini dengan merujuk kepada beberapa Hadith, Hadith Qudsi dan Ayat Ayat Al Quran:-

HADITH QUDSI

Allah Berfirman dan disampai oleh Baginda Rasulullah SAW :  Awal awal agama ialah MENGENAL ALLAH

HURAIAN :-

1 Tunggak perbincangan atau ajaran mana mana agama tentulah tentang TUHAN. Tuhan orang Islam malah sebenarnya Tuhan semua manusia dulu kini dan selamanya menamakan DiriNya sebagai Allah.

2 Melalui Hadith Qudsi diatas adalah jelas Perintah Allah kepada kita bahawa tugas pertama kita sebagai seorang Muslim ialah Mengenal Allah. Inilah yang pertama mesti kita lakukan bukan yang lain. Ini lojik kerana kalau tidak kenal Tuhan kita bagaimana pula kita boleh menyembahNya ?

3 Allah itu Nama atau Asma’ . Nama Tuhan kita Yang Agung ialah ALLAH. Ada banyak nama nama lagi. Yang diberitahu kepada kita ada 99. Yang tidak diberitahu tak tahulah beberapa mungkin billion. Tuhan kita itu sebenarnya ialah ZAT WAJIBUL WUJUD YANG MAHA AGUNG DAN YANG MAHA PENCIPTA. Allah itu ialah salah satu daripada Asma’ Asma’ Nya Yang Agung.

DALIL NAQLI - AYAT AYAT AL- QURAN
Penerangan Allah Berkaitan DiriNya.

a. Surah As Syura Ayat 11

Dia tidak serupa dengan apa sahaja dan Dia Mendengar dan Melihat

b. Surah Al An Am Ayat 54 dan Al Fusilat Ayat 54

Sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu. Sesungguhnya Allah meliputi segala-galanya.

c. Surah Al Baqarah Ayat 115Kemana sahaja kamu menghadapkan muka kamu disitu ada wajah Allah.

HURAIAN

Bolehkah Kita Mengenal Allah Tuhan Kita Itu ?

1 Dari ayat ayat diatas kita diberitahu bahawa Allah Tuhan kita itu bersifat MAHA. Dia Maha Suci, Maha Besar, Maha Agung, Maha Meliputi, Maha Luas dan sebagainya.

2 Kita juga diberitahu bahawa tiada satupun dalam alam semesta ini serupa atau menyerupainya.

3 Kita juga diberitahu bahawa Allah itu meliputi segala-galanya termasuk diri kita dan Allah jua berada dimana mana kerana kemana sahaja kita hadapkan wajah kita disitu ada Allah.

4 Allah juga bersifat Maha Ghaib. Ia disebut sebagai Ghaibul Ghuyub. Oleh kerana Dianya ghaib, maka kita tidak dapat melihatNya dengan mata kepala mahupun merasakanNya dengan pancaindera kita.

5 Oleh kerana Allah itu meliputi sekalian alam semesta ini maka Dia tersangatlah Besar dan Luas. Yang demikian tiadalah Dia bersempadan. Tiada sempadan maka pasti tiada berbentuk.

Berdasarkan perkara perkara diatas, SOALAN KITA IALAH BOLEHKAH KITA sebagai MANUSIA DAPAT MENGETAHUI APAKAH ALLAH TUHAN KITA ITU APATAH LAGI MENGENALINYA ?

PENDAPAT PENDAPAT ULAMA TERKENAL
Berkaitan Sama-ada Manusia Boleh Mengenal Allah Didunia Ini.

1 Syeikh Muhyiddin Ibnu Arabi

Tidak mungkin, malah mustahil manusia itu boleh mengenal Allah didalam dunia ini kerana katanya pengetahuan manusia berkaitan dengan Allah ialah TIDAK TAHU

2 Imam Al Ghazali

Hanya orang yang mendapat cahaya dari Allah peringkat tertinggi melalui cara cara tarikat sahaja dapat mengenal Allah melalui rasa yaitu ketika mereka sedang fana’ atau mabuk ketuhanan. Itupun tidak lama hanya sekilas sahaja .

PERSOALAN KITA !

JADI KENAPA PULA KITA DIPERINTAHKAN UNTUK MENGENALNYA SEDANGKAN PERINTAH ITU MUSTAHIL DAPAT KITA LAKUKAN ?. ADAKAH CARA CARA YANG DITUNJUKKAN ALLAH atau OLEH NABI KITA ?

1.satu haribulan rejangnya kuda.
kuda pasai ke inderagiri,
wahai pemuda jangan menyesal,
tuntutlah ilmu mengenal diri.

2.mengenal diri adalah tugas,
supaya membezakan qadim dan baharu,
hidup di dunia hendaklah cergas,
bekalan akhirat sangatlah perlu.

3.tahukah tuan,
apa dia matahari,bulan dan bintang,
bagi dirimu yang nyata terbentang,
yang berselimut dan bertelanjang.

4.kenallah dirimu dengan nyata,
zahir dan batin berserta,
apa dia nafsu atau jiwa,
yang mana hati dan nyawa.

5.tahukah tuan apa dia rahsia,
zahirmu di dalam dunia,
ingin menerima mati sesudah sempurna,
menuju akhirat yang utama.

6.tuhan bernama Allah,
semua makhluk jadi kalah,
DIA mengetahui benar dan salah,
tahukah kamu dimana masalah.

7.Muhammad bernama rasulullah,
Adam Saupiullah,
insan rahsia Allah,
makhlukat hamba Allah.

8.Abu Zar sahabat nabi,mengajar sirrullah dibernakan nabi,
huzaifah sahabat rasulullah,
dia mengajar ilmu sirrullah.

9.peristiwa ilmu sirrullah,
diajar nabi di masa madinatul munawarah,
sekarang dikenal dengan nama ilmu tasaup,
maka dikenal jua ilmu roh.

10.ilmu sirrullah satu daripada usul,
usul bernama muftahul ghuyub,
supaya umat islam jangan tersasul,
kenallah diri punca usul.

11.apakah dia budi,
jika tidak mengenal diri,
mengenal diri jadi kemudi,
belayar ke akhirat dengan segala puji.

PETUNJUK ALLAH & RASUL TENTANG JALAN UNTUK MENGENAL ALLAH
Dalam Menghuraikan Permasalahan / Persoalan Diatas.

Untuk menjawab persoalan yang disebutkan tadi, kita perlulah merujuk Kepada Dalil Dalil Naqli kita.DALIL NAQLI - HADITH HADITH QUDSI

1 Sesungguhnya sesiapa yang mengenal dirinya sungguh telah mengenal Tuhannya, dan sesiapa yang telah mengenal Tuhannya binasalah dirinya dan nyatalah Tuhannya.

2 Sesungguhnya manusia itu adalah RAHSIAKU dan AKUlah Rahsianya. ( Firman Allah )

3 KATA KATA SAHABAT & ULAMA’

1. Sabda Syaidina Ali r.a

Aku kenal Tuhanku dengan Tuhanku

2. Kata kata Hikmah Ulama / Irsyadat

Untuk mengenal Allah hanyalah dengan Allah Untuk mengenal Yang Maha Ghaib hendaklah dengan Yang Ghaib juga.

DALIL NAQLI - AYAT AYAT AL QURAN

a. Surah Ad Dhuhar Ayat 29

Sesungghnya ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang mahu hendaklah ia menjadikan ini suatu jalan untuk menuju Tuhannya.

b. Surah Al Ankabut Ayat 69

Dan orang orang yang berjihad untuk Kami, akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan jalan Kami…..

c. Surah Al Fusilat Ayat 53

Akan kami perlihatkan kepada mereka nanti, bukti bukti Kekuasaan Kami diseluruh penjuru alam dan bahkan PADA DIRI mereka sendiri……

d. Surah Al Kahfi Ayat 110

Orang yang berharap ingin menemui Tuhannya hendaklah melaksanakan amal soleh dan tidak boleh menyengutukan apapun dalam beribadah kepada Tuhannya.

e. Surah Yusuf Ayat 108

Katakanlah inilah jalanku. Aku mengajak kamu menuju Allah dengan pandangan batin.

HURAIAN

1 Dengan merujuk kepada Ayat Ayat Al Quran diatas, Allah menunjukkan jalan jalan menuju kepadaNya atau Jalan Makrifah. Makrifah maksudnya Mengenal Allah.

2 Untuk mendapatnya kita hendaklah pertamanya BERJIHAD untuk Allah ( Al Ankabut : 69 ) keduanya jalannya ada pada DIRI KITA ( Al Fusilat : 53 ) ketiga hendaklah kita melakukan amal soleh dan jangan sekali-kali MENYENGUTUKAN apa apa pun dalam beribadah kepada ALLAH ( Al Kahfi : 110 ) dan kita hanya dapat berjalan menuju Allah dengan pandangan batin. ( Yusuf : 108 )

3 Manakala dari Hadith Hadith diatas kita juga ditunjukkan dengan jelas bahawa untuk mengenal Allah satu satu caranya yang telah ditunjukkan oleh Allah ialah dengan mengenali DIRI kita SENDIRI. Ini adalah kerana Allah telah beri kita petunjuk atau “ clue “ bahawa kita ini sebagai manusia merupakan RAHSIA ALLAH dan Allah berfirman bahawa RAHSIANYA ialah ALLAH SENDIRI.

Oleh itu saudara saudaraku marilah kita perhatikan dan fikirkanlah Firman Firman Allah seterusnya untuk mencari jawapan kepada persoalan diatas :-

LAGI DALIL DALIL NAQLI

a. Surah At Tin Ayat 4

Sesungguhnya Aku ciptakan manusia itu dalam bentuk sebaik-baiknya / paling sempurna.

b. Surah Ar Rum Ayat 8

Dan apakah mereka tidak memikirkan apa yang ada didalam DIRI mereka ?

c. Surah As Shad Ayat 72

Aku hembuskan pada Adam daripada RohKu

d. Surah Al Hijr Ayat 29

Aku hembuskan kepadanya daripada Ruhku

e. Surah Az Zuriat Ayat 21

Dan didalam diri kamu dan kamu tidak melihat

f. Surah Al Ahzab Ayat 72

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan AMANAH kepada langit, bumi dan gunung gunung, maka semuanya enggan untuk memikul AMANAH itu dan mereka bimbang akan mengkhianati, dan DIPIKULLAH AMANAH itu OLEH MANUSIA.

g. Surah Al Araf Ayat 172

Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap RUH MEREKA . Allah berfirman : Bukankah Aku ini Tuhanmu ? Ruh manusia menjawab : Benar Tuhan kami menjadi saksi ………

h. Surah Al Baqarah Ayat 186

Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Diriku, bahawa sesungguhnya Aku dekat dan mengabulkan seruan mereka jika Aku dipanggil.

i. Surah Al Baqarah Ayat 87

Aku perkuat manusia dengan RUH AL QUDSI.

j. Surah Al Fath Ayat 10

Tangan Allah atas tangan mereka.

k. Surah Al Furqan Ayat 45

Tidakkah kamu lihat bagaimana Allah memanjangkan bayangannya ?

l. Surah Al Hadid Ayat 4

Dia bersama kamu dimana sahaja kamu berada.m. Surah AlKahfi Ayat 16Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

m. Surah Al Khasas Ayat 88

Tiap tiap sesuatu ( termasuk manusia ) adalah KOSONG belaka melainkan ZatNya.

n. Surah Al Waqiah Ayat 85

Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu tetapi kamu tidak melihat.

o. Surah Al Mulk Ayat 3 & 4 dan Al Najmi Ayat 11

Kemudian pandang sekali lagi, nescaya penglihatanmu akan kembali kepada kamu dengan tidak menemukan sesuatu yang cacat dan penglihatan itupun didalam keadaan tidak berdaya. Hatinya tidak mendustakan apa yang dilihatnya.

p. Surah An Nisa’ Ayat 1

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

q. Surah Thaha Ayat 46

Janganlah kamu takut, Aku besertamu. Aku mendengar dan Melihat.

HURAIAN

1 Terlalu banyak ayat ayat Al Quran yang menjelaskan apakah sebenar DIRI ITU dan apakah RAHSIA serta AMANAH itu.

2 Yang dihembuskan oleh Allah kepada Nabi Adam saw dan seterusnya kepada manusia yaitu cucu cicit Adam ialah ROHKU ( Hijr : 29 ) . Roh itu ialah ROH AL QUDSI( Al Baqarah : 87 ) . Letaknya di-DALAM DIRI MANUSIA itu sendiri ( Az Zuriat : 21 ) tetapi ramai manusia tidak melihatnya atau tidak mengerti kerana tidak mahu mengkaji Al Quran. Kerana itu Allah bertanya tidakkah kamu nampak ?

3 Ruh Manusia yaitu ROHKU tadi telah bertemu Tuhan dan bersaksi bahawa Zat Wajibul Wujudlah Tuhan mereka yaitu Tuhan Yang Sebenarnya. ( Al A’raf : 172 ) ROHKU itu bersifat Ketuhanan. Tetapi Allah telah menegaskan bahawa YANG LAIN ( tiap tiap sesuatu itu ) adalah kosong YANG ADA HANYALAH ZATNYA.
( Al Khasas : 88 )

4 Yang demikian beranikah saudara saudara sekalian mengatakan bahawa DIRI KITA yang ada didalam itu bersifat Ketuhanan ?

5 Dialah RAHSIA dan DIALAH PEMEGANG AMANAH. Yang diamanahkan kepadanya ialah TUBUH kita. Yang Mengamanahkan ialah ZAT WAJIBUL WUJUD.

6 Diri RAHSIA itu ialah RUHKU. Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita katakan Sifat Ketuhanan tetapi bolehkah dipisahkan Sifat dengan Yang Empunya Sifat yaitu Zat ?

7 Oleh kerana RAHSIA tadilah manusia itu menjadi makhluk paling sempurna diciptakan Allah. ( At Tin : 4 ) Sempurna itu adalah cukup malah lebih dari cukup. Yang cukup itu bukan BADAN tetapi DIRI YANG SEBENARNYA DIRI yaitu Nyawa kita yang merupakan ROH ALLAH.

Yang perlu kita tumpukan sekarang ini ialah pertamanya apakah yang dikatakan DIRI itu supaya mudah kita mengenalnya. Keduanya apakah RAHSIA itu sebenarnya, ketiga apakah kaitan antara DIRI dengan RAHSIA ALLAH itu.

Dan perhatikan beberapa lagi Ayat Ayat Al Quran.

a. Al Anfal Ayat 17

Bukan engkau yang melempar tetapi Tuhanmulah yang melempar.

b. Al Baqarah Ayat 45 & 46….

Orang yang khusu’ ialah orang yang menyukai bahawa mereka akan bertemu dengan Allah dan bahawa mereka akan kembali kepadaNya.

c. Surah Al Insan Ayat 30

Dan tiadalah kehendak kamu, melainkan kehendak Allah jua.

d. Surah Ai Isra’ Ayat 13

Dan tiap tiap manusia itu telah kami tetapkan amal perbuatannya sebagaimana tetapnya kalung pada leher mereka.e. Al Sifat Ayat 96Allah menjadikan kamu dan apa yang kamu buat.

RUMUSAN

1 Ahli Sufi Melayu yaitu Syeikh Abdus Samad Palimbani didalam Sairus Salikin, menyatakan bahawa manusia itu terdiri daripada Tubuh dan Nyawa atau Jasmani dan Ruhani atau Jasad dan Ruh. Kedua-duanya ini mempunyai jalannya sendiri sesuai dengan penerangan Allah melalui

Surah Ar Rahman Ayat 19 :-

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya batas yang tidak dilampaui masing masing.

2 Didalam badan ada Dada, didalam dada ada Hati, Hati itu Jantung. Didalam Hati ada Ruhani dan didalam Ruhani ada Sirr. Sirr maksudnya Rahsia. Apakah Rahsia itu ? Hadith Qudsi menjelaskan bahawa Rahsia itu ialah Allah.

FirmanNya “ Akulah Rahsianya “

Ulama memanggil RAHSIA ini dengan pelbagai nama antaranya ialah Ruh, Nyawa, hati, Nur Muhammad, Muhammad Mustaffa Rasulullah, Tiflul Maani, Al Latifah Rabbaniah dan sebagainya. Hakikatnya adalah satu sahaja yaitu ianya Rohku. Dia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Dialah yang sebenarnya hidup, badan kita yang mati dihidupkan olehnya dan dia ada bersama kita yaitu DIDALAM badan kita.

Dialah yang diperintah oleh Allah supaya kita kenali, bukan Zat Allah kerana kita tidak mungkin dapat mengenali Zat Allah itu. Ianya terlalu ghaib.

Dialah ULIL AMRI manusia itu kerana badan atau jasad itu Allah amanahkan kepadanya. Jadi badan itu milik nyawa dan bukan nyawa itu milik badan. Nyawalah yang sepatutnya memerintah bukan badan. Inilah yang menjadi kesilapan ramai manusia. Jadi bos adalah nyawa bukan jasad.

3 Manusia itu hidup dengan TENAGA. Ada dua tenaga yaitu Tenaga Zahir dan Tenaga Batin.Tenaga Zahir diperolehi dari zat zat makananTenaga Batin dibekalkan oleh Yang Menghidupkan

Yang Menghidupkan itu pula HIDUP dengan Yang Maha Menghidupkan. Yang Maha Menghidupkan itulah RAHSIA yaitu Zat Maha Zat didalam Ruhani. Inilah yang disebut sebagai DIRI YANG SEBENARNYA DIRI. Dalil Dalil berupa Ayat Al Quran dan Hadith banyak, sebahagiannya disebut diatas.

4 Oleh kerana itu wajiblah kita menafikan Badan dan mengisbatkan Diri yaitu dirujuk oleh Allah sebagai ROHKU.

5 Kesilapan kita ialah kita beranggapan bahawa segala perbuatan kita dan juga perbuatan orang lain tiada kena mengena dengan Allah. Maka kitalah yang sembahyang, puasa dan sebagainya dan kita jugalah yang berikhtiar, bekerja dengan tenaga fikiran atau tenag jasad. ITULAH YANG SILAP.

Saudara pembaca,, Risalah ini akan menjelaskan tentang DIRI itu dengan lebih mendalam. Ianya disedut dari buku yang ditulis oleh Dr Bagindo Muchtar tetapi diolah semula oleh Al Fakir Abdillah bin Abdullah Al Gemasi.

Terpulanglah kepada kalian untuk menerimanya. Betul, salah, benar atau sesat. Itu hak masing masing. Tetapi kebanyakan manusia akan engkar kepada kenyataan Allah didalam Al- Quran kerana mereka takut berbahas dengan guru guru yang mereka anggap ulama’ yang sentiasa betul.

Jika Allah yang berbuat maka kepada Allahlah kita pulangkan semuanya sesuai dengan FirmanNya melalui

Surah As Syura Ayat 53 :-

Kepada Allahlah kembali semua persoalan.

8 Yang demikian fahamlah kita maksud ALLAH ITU BESERTA KITA, malah lebih dekat daripada kita. Jadi kenapakah kita masih mengatakan kita ini kita. Allah itu Allah ?. Jawabnya bacalah risalah ini ……
 Terima kasih kawan serumpunku...

Selasa, September 23, 2014

Yaa Allah...



Yaa Allah...
Betapa ingin diri yang bodoh ini mampu tuk senantiasa meniatkan dan meluruskan niat bahwa segala yang ku lakukan baik kecil atau besar, adalah karena mencari ridhaMU saja. Sebab diri ini tak pernah tahu, perbuatan mana yang akan mengantarku bertemu Rasulullah di surgaMU.
Yaa Allah...
Betapa ingin diri ini mampu mencegah perbuatan buruk yg sekecil apapun itu, sebab hamba tak pernah tahu, keburukan mana yg jd penghantar tercepat ke nerakaMU.
Yaa Allah...
Sungguhpun hidupku berat, namun mampukan hamba agar tak sesiapapun sempat memandang kecuali senyuman pd wajah shg cukuplah siapapun turut bahagia, jgn ada kesusahan yg tertular pd mereka. Jangan Ya Rabb...
Yaa Allah...
Hamba ini bodoh dan lemah, luput dan lalai, sombong dan sok tahu, banyak sekali ber-hitung2an lalu berbuat atasnama logika... Lama tak sadar bhw ENGKAU hanya melihat hatiku dan amalku.. Bukan hebatku atau hartaku. Tak jg tahtaku atau kuasaku.
Tapi... logika ini, mencipta aturan dan perhitungan sendiri. Mengejar rumus dan teorinya sendiri. Menyamankan pikir dg kacamata ke-aku-an. Bukan ukuran dan aturanMU, bukan rumusMU. Lalu stlhnya, hamba tenang2 jalani hidup, merasa baik2 saja nikmati segala. Tak rasa malu kpdMU.
Terbahak, gempita, merayakan segala, hingar bingar, sibuk dg gemerlap dunia, seolah hidup adlh ttg kekinian dan ENGKAU hanya dongeng. Astagfirullah..Betapa jahiliyahnya hamba dan sungguh dholim pd diri. Pdhal diri ini hanya milik, bukan PEMILIK. Bodoh..tp sok pintar.

Yaa Allah... Bahkan semesta berdzikir kpdMU. Patuh. Tunduk. Ikuti semua ketentuanMU. Tp lihat hamba si bodoh ini. Pepohonan yg berdzikir kepadaMU lalu hamba hentikan dg mencabutnya, satwa yg berdzikir pdMU lalu hamba hentikan dg membunuhnya semena-mena... PemberianMU..air, makanan, sering terbuang percuma tanpa hamba niatkan agar yg terbuang jd manfaat bagi yg menemukannya. Lalai sekali.. Sungguh lalai sekali dgn kasih sayangMU pd semua. Lalai jg berkasih sayang, pdhal semutpun selalu berdzikir kpdMU. Hamba tak belajar mengasihi makhluk2MU. Dholim hamba ini..

Yaa Rabb, Yaa Rahman, Yaa Rahiim... tolong ajari hamba mengasihi segala, ajari hamba merunduk pdMU, ajari hamba sirna di hadapan kebesaranMU, tenggelam dlm lautan rindu kpdMU, shg hamba kan terus menyelam dan menyelam di kedalaman cintaMU.

Yaa Rabb, yaa Latif... Sungguh hamba akan belajar menjaga kehidupan seekor semut-MU atau pohon-MU atau air-MU..krn hamba mengharap pertemuan dgnMU.. Karena hamba ingin memandang wajah Kekasih-MU di hari keabadian..maka Ya Rabb..ajari hamba mengasihi. Se-lembut2nya perasaan kasih. Aamiin.