20 Sifat Wajib Allah
dan 20 Sifat Mustahil Allah
Sifat-Sifat Wajib Allah
Sifat wajib Allah adalah sifat yang
pasti ada pada Allah. Berikut di bawah ini adalah sifat-sifat Allah yang wajib
:
1. Wujud (Ada)
Adanya Allah itu bukan karena ada
yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
Dalil Aqli sifat Wujud:
Adanya semesta alam yang kita lihat
sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal
seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
Dalil Naqli sifat Wujud:
Allahlah menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah
[32]:4)
2. Qidam (Dahulu/Awal)
Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah SWT sebagai Pencipta lebih dulu ada
daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
Dalil aqli sifatQidam:
Seandainya Allah tidak qodim, mesti
Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qodim dan hadits. Apabila Allah
hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat) misalnya A, dan muhdits A mesti membutuhkan kepada
Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits
yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya. Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan
tasalsul (peristiwa berantai), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah
maka dikatakan daur (peristiwa berputar). Masing-masing dari tasalsul dan daur
adalah mustahil menurut akal. Maka setiap yang
mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka
Allah wajib bersifat Qidam.
Dalil Naqli sifat Qidam:
Dialah yang awal dan yang akhir
Yang zhohir dan yang bathin. (QS. Al-Hadid [57]:3)
3. Baqa’(Kekal)
Allah Akan Kekal dan Abadi
Selamanya, Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan
Dalil Aqli sifat Baqa’:
Seandainya Allah tidak wajib Baqo,
yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak
bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah lewat dalam sifat Qidam.
Dalil Naqli Sifat Baqa’:
Tiap sesuatu akan binasa (lenyap)
kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)
4. Mukhalafatuhu Lilhawadith
(berbeda dengan Ciptaannya/Makhluknya)
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT
berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju
yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain.
Dalil Aqli sifat mukhalafah lil
hawadits:
Apabila diperkirakan Allah
menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan
Allah baru adalah mustahil
Dalil Naqli sifatmukhalafah lil
hawadits:
Tidak ada sesuatu apapun yang
serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat. (QS.
Asy-Syuro [42]:11)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Allah Berdiri
Sendiri)
Artinya Bahwa Allah SWT itu
berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya,
keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.
Contohnya, Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi:
Seadainya Allah membutuhkan dzat,
niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat,
sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
Dan apabila Allah “Sifat” adalah
mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat
Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang
wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak
disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal
pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal
butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan Sang Pencipta,
niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan
dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah.
Hadits, karena segala sesuatu yang
hadits harus membutuhkan Sang Pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul.
Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi:
Sesungguhnya Allah benar-benar
maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut[29]:6)
6. Wahdaniyyah (Tunggal/Esa)
Artinya adalah Bahwa Allah SWT adalah
Tuhan Yang Maha Esa, baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa
zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan
perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain menjadi satu.
Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia,
ada tulang, daging, kulit dan seterusnya. Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat
kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya,
seperti marah, malas dan sombong. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuatsesuatu
tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang
waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh
dan melarang.
Dalil Naqli:
Seandainya di langitdan dibumi ada
tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak. (QS. Al Anbiya
[21]:22)
7. Qudrat (Berkuasa)
Kekuasaan Allah SWT , atas segala
sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap
zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada
batasnya dan ada yang membatasi.
Dalil Aqli sifat Qudrot:
Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalilnya, jika
Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah
maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun.
Dalil Naqli sifatQudrot:
Sesungguhnya Allah berkuasa atas
segala sesuatu. (QS. Al- Baqarah [2]:20)
8. Iradah (berkehendak)
Allah SWT menciptakan alam beserta
isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur
tangan dari siapa pun. Apapun yang Allah SWT kehendaki pasti terjadi, begitu
juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi. Berbeda
dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan,
tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa
disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini
menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki
kehendak yang tidak terbatas.
Dalil Aqli sifat Irodat:
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil,
seandainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa
(karohah), dan Allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati
qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil,
sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil,
karena tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun.
Dalil Naqli sifat Irodat:
Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. (QS. Hud[50]:107)
9. Ilmu (Mengetahui)
Artinya Allah SWT memiliki pengetahuan
atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas
dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta,
baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati
manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT , ibarat air lautmenjadi tinta
untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT , tidak akan habis kalimat-kalimat tersebutmeskipun
mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula. Kita sering kagum atas
kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub
akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah
kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada
kita ?.
Dalil Aqli sifat Ilmu:
Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil,
seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak
berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi
Allah tidak disifati dengan qudrotadalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya
Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuatbarang
makhluk sedikitpun.
Dalil Naqli sifat Ilmu:
Dan dia maha mengetahui segala
sesuatu.
(QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al
Baqaroh [2]:29)
10. Hayat (Hidup)
Artinya Hidupnya Allah tidak ada
yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha
Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Contohnya :
Manusia ada yang menghidupkan.
Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan
sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT
hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
Dalil Aqli sifat hayat:
Dalilnya adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati
Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrotadalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah,
seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam
semesta.
Dalil Naqli sifat Hayat:
Dan bertakwalah kepada Allah yang
hidup yang tidak mati. (QS. Al-
Furqon [25]:58)
11. Sama’ (Mendengar)
Allah SWT mendengar setiap suara
yang ada di alam semesta ini. Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran
Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan. Seperti suara bisikan hati dan
jiwa
manusia. Pendengaran Allah SWT berbeda
dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun,
sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
DALIL :
”Dan Allah-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al
Maidah :76)
12. Basar ( Melihat)
Allah SWT melihatsegala sesuatu
yang ada di alam semesta ini . Penglihatan Allah bersifatmutlak, artinya tidak
dibatasi oleh jarak (jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis
atau tebal).
Segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat
oleh Allah SWT .
DALIL:
”………Dan Allah maha Melihatapa
yang kamu kerjakan.” … (al-Baqarah:265)
Dengan memahami sifatbesar Allah SWT
hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong
kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak
akan bisa berbohong kepada Allah SWT .
13. Kalam ( Berbicara / Berfirman
)
Allah SWT bersifat kalam artinya
Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan
rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia
karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulutyang
dimiliki oleh manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk
apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna.
Sebagai bukti bahwa adanya wahyu
Allah SWT berupa Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab
Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
DALIL :
”……. Dan Allah berkata kepada
Musa dengan satu perkataan yang jelas”
(QS AnNisa’ :164) Oleh karena itu
kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat
tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka
segeralah membaca istighfar.
14. Kaunuhu Qadirun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang
Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
DALIL:
“Sesungguhnya Alllah berkuasa
atas segala sesuatu“ (QS. Al Baqarah :20).
15. Kaunuhu Muridun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang
Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan takdir
manusia.
DALIL:
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ …
(QS. Hud :107)
16. Kaunuhu ‘Alimun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang
Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi
maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran
manusia.
DALIL:
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“
… (QS. An Nisa’ :176)
17. Kaunuhu Hayyun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang
Hidup, Allah adalah DzatYang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan
pernah tidur ataupun lengah.
DALIL:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang
hidup kekal dan yang tidak mati“ (QS. Al Furqon :58)
18. Kaunuhu Sami’un
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang
Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa
hambaNya.
DALIL:
“Allah Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).
19. Kaunuhu Basirun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang
Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat(Benda yang ada). Allah selalu melihat gerak-gerik
kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
DALIL:
“Dan Allah Maha Melihatapa yang
kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat:18)
20. Kaunuhu Mutakallimun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang
Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayatAl
Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah SWT .
Sifat-Sifat Mustahil bagi Allah
SifatMustahil Bagi Allah
artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada
Allah SWT .
Sifat Mustahil Allah merupakan
Lawan Kata/Kebalikan dari SifatWajib Allah
1. ‘Adam, artinya tiada (bisa mati)
2. Huduth, artinya baharu (bisa di
perbaharui)
3. Fana’, artinya binasa (tidak
kekal/mati)
4. Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya
menyerupai akan makhlukNya
5. Qiyamuhu Bighayrih, artinya
berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
6. Ta’addud, artinya berbilang –
bilang (lebih dari satu)
7. ‘Ajz, artinya lemah (tidak kuat)
8. Karahah, artinya terpaksa (bisa
di paksa)
9. Jahl, artinya jahil (bodoh)
10. Maut, artinya mati (bisa mati)
11. Syamam, artinya tuli
12. ‘Umy, artinya buta
13. Bukm, artinya bisu
14. Kaunuhu ‘Ajizan, artinya lemah
(dalam keadaannya)
15. Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa
(dalam keadaannya)
16. Kaunuhu Jahilan, artinya jahil
(dalam keadaannya)
17. Kaunuhu Mayyitan, artinya mati
(dalam keadaannya)
18. Kaunuhu Asam, artinya tuli
(dalam keadaannya)
19. Kaunuhu A’ma, artinya buta
(dalam keadaannya)
20. Kaunuhu Abkam, artinya bisu (dalam
keadaannya)