Senin, September 22, 2014

20 Sifat Wajib Allah dan 20 Sifat Mustahil Allah



20 Sifat Wajib Allah dan 20 Sifat Mustahil Allah

Sifat-Sifat Wajib Allah
Sifat wajib Allah adalah sifat yang pasti ada pada Allah. Berikut di bawah ini adalah sifat-sifat Allah yang wajib :

1. Wujud (Ada)
Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.

Dalil Aqli sifat Wujud:
Adanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
Dalil Naqli sifat Wujud:
Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah [32]:4)

2. Qidam (Dahulu/Awal)
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah SWT sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.

Dalil aqli sifatQidam:
Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qodim dan hadits. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat) misalnya A, dan muhdits A mesti membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya. Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantai), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatakan daur (peristiwa berputar). Masing-masing dari tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib bersifat Qidam.
Dalil Naqli sifat Qidam:
Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin. (QS. Al-Hadid [57]:3)

3. Baqa’(Kekal)
Allah Akan Kekal dan Abadi Selamanya, Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan

Dalil Aqli sifat Baqa’:
Seandainya Allah tidak wajib Baqo, yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah lewat dalam sifat Qidam.
Dalil Naqli Sifat Baqa’:
Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)

4. Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan Ciptaannya/Makhluknya)
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain.

Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits:
Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah mustahil
Dalil Naqli sifatmukhalafah lil hawadits:
Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat. (QS. Asy-Syuro [42]:11)

5. Qiyamuhu Binafsihi (Allah Berdiri Sendiri) 
Artinya Bahwa Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan. Contohnya, Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.

Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi:
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.

Dan apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan Sang Pencipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah.
Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan Sang Pencipta (mujid) yang  kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul.
Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi:
Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut[29]:6)

6. Wahdaniyyah (Tunggal/Esa)
Artinya adalah Bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain menjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya. Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuatsesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang.

Dalil Naqli:
Seandainya di langitdan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak. (QS. Al Anbiya [21]:22)

7. Qudrat (Berkuasa)
Kekuasaan Allah SWT , atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.

Dalil Aqli sifat Qudrot:
Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun.

Dalil Naqli sifatQudrot:
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al- Baqarah [2]:20)

8. Iradah (berkehendak)
Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun. Apapun yang Allah SWT kehendaki pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi. Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.

Dalil Aqli sifat Irodat:
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seandainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan Allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun.
Dalil Naqli sifat Irodat:
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. (QS. Hud[50]:107)

9. Ilmu (Mengetahui)
Artinya Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT , ibarat air lautmenjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT , tidak akan habis kalimat-kalimat tersebutmeskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula. Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?.

Dalil Aqli sifat Ilmu:
Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrotadalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuatbarang makhluk sedikitpun.
Dalil Naqli sifat Ilmu:
Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.
(QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)

10. Hayat (Hidup)
Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Contohnya :
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.

Dalil Aqli sifat hayat:
Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrotadalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta.
Dalil Naqli sifat Hayat:
Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. Al-
Furqon [25]:58)

11. Sama’ (Mendengar)
Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan. Seperti suara bisikan hati dan jiwa
manusia. Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.

DALIL :
”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al
Maidah :76)

12. Basar ( Melihat)
Allah SWT melihatsegala sesuatu yang ada di alam semesta ini . Penglihatan Allah bersifatmutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak (jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal).
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT .

DALIL:
”………Dan Allah maha Melihatapa yang kamu kerjakan.” … (al-Baqarah:265)
Dengan memahami sifatbesar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT .

13. Kalam ( Berbicara / Berfirman )
Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulutyang dimiliki oleh manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna.
Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.

DALIL :
”……. Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas”
(QS AnNisa’ :164) Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.

14. Kaunuhu Qadirun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.

DALIL:
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu“ (QS. Al Baqarah :20).

15. Kaunuhu Muridun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.

DALIL:
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ …
(QS. Hud :107)

16. Kaunuhu ‘Alimun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
DALIL:
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)

17. Kaunuhu Hayyun

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah DzatYang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.

DALIL:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“ (QS. Al Furqon :58)

18. Kaunuhu Sami’un
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.

DALIL:
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).

19. Kaunuhu Basirun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat(Benda yang ada). Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.

DALIL:
“Dan Allah Maha Melihatapa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat:18)

20. Kaunuhu Mutakallimun

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayatAl Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah SWT .

Sifat-Sifat Mustahil bagi Allah
SifatMustahil Bagi Allah artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada Allah SWT .
Sifat Mustahil Allah merupakan Lawan Kata/Kebalikan dari SifatWajib Allah

1. ‘Adam, artinya tiada (bisa mati)
2. Huduth, artinya baharu (bisa di perbaharui)
3. Fana’, artinya binasa (tidak kekal/mati)
4. Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhlukNya
5. Qiyamuhu Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
6. Ta’addud, artinya berbilang – bilang (lebih dari satu)
7. ‘Ajz, artinya lemah (tidak kuat)
8. Karahah, artinya terpaksa (bisa di paksa)
9. Jahl, artinya jahil (bodoh)
10. Maut, artinya mati (bisa mati)
11. Syamam, artinya tuli
12. ‘Umy, artinya buta
13. Bukm, artinya bisu
14. Kaunuhu ‘Ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya)
15. Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa (dalam keadaannya)
16. Kaunuhu Jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya)
17. Kaunuhu Mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya)
18. Kaunuhu Asam, artinya tuli (dalam keadaannya)
19. Kaunuhu A’ma, artinya buta (dalam keadaannya)
20. Kaunuhu Abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)

Tidak ada komentar: